Manusia telah lama mengenal hewan yang bernama serangga seperti rayap, kecoa, dan lainnya. Bahkan jauh sebelum manusia ada, kira-kira lebih dari 100 juta tahun yang lalu, serangga tersebut sudah diciptakan di planet Bumi ini. Rayap termasuk dalam Ordo Isoptera yang berarti kedua pasang sayap reproduktif mempunyai besar dan bentuk yang sama.
Walaupun banyak masyarakat masih berpikiran bahwa rayap mengakibatkan dampak negative, namun keberadaannya di alam mereka dapat memberikan sumbangan positif terhadap ekosistem bumi. Sumbangan rayap yang paling besar adalah mereka memainkan aturan dalam mendaur ulang kayu dan bahan tanaman. Rayap akan menjadi masalah apabila memakan struktur kayu dalam bangunan. Di Indonesia tercatat kerugian akibat serangan rayap perusak bias mencapai 224 milyar – 238 milyar per tahun. Untuk ukuran dunia dapat dipastikan akan lebih besar nilai kerugiannya.
Sudah sejak lama rayap diidentikkan dengan kerusakan-kerusakan bangunan, komponen kayu dalam rumah, buku-buku, arsip, dokumen, serta beberapa jenis tanaman pertanian dan perkebunan yang tak luput dari serangan rayap. Namun perlu diketahui, bahwa dari seluruh jenis rayap yang sudah dikenal di kisaran 200 genus, tidak semuanya bertindak sebagai hama perusak. Bertindak sebagai hama perusak hanya 100 jenis, 47 jenis rayap termasuk ke dalam hama perusak ganas.
Secara garis besar, rayap dibagi ke dalam 3 (tiga) kelompok menurut tempat hidupnya :
- Rayap Tanah (subterranean termite)
- Rayap Kayu Basah (dampwood termite)
- Rayap Kayu Kering (drywood termite)
(Sulaeman Yusuf, Pengendalian Hama Permukiman)