Tikus adalah satwa liar yang sangat sering berhubungan dengan kehidupan manusia. Keberadaan tikus di muka bumi ini sudah jauh lebih tua daripada usia peradaban manusia. Kehidupan tikus (untuk jenis tertentu) sudah sangat tergantung pada kehidupan manusia. Dengan demikian, tikus merupakan hewan liar yang sudah sangat beradaptasi dengan kehidupan manusia, seperti halnya kecoa (untuk serangga).
Tikus merupakan hewan liar yang paling menikmati dampak positif dari kemajuan ekonomi negara-negara Asia. Bumi Asia merupakan tempat kelahiran tikus sekitar 10 juta tahun yang lalu, yang kemudian berkembang ke seluruh dunia. Penyebaran tikus ke seluruh dunia berlangsung bersama dengan migrasi manusia antar pulau dan benua.
Keberadaan tikus di muka bumi membuat manusia terkagum-kagum sehingga melahirkan beberapa mitos. Di Tiongkok, tikus dianggap sebagai lambing kemakmuran karena ketrampilannya membuat lubang dan kelincahannya dalam mencari makan disegala musim. Tikus pun disebut sebagai hewan yang pertama kali memenuhi panggilan Buddha Gautama, sehingga nama tikus diabadikan pada urutan pertama dari 12 jenis hewan yang dijadikan sebagai nama tahun (lambang shio). Dalam kepercayaan agama hindu, tikus dianggap sebagai kendaraan bagi Dewa Ganesha, dewa berkepala gajah yang berkuasa untuk mengatasi berbagai kesulitan. Tikus, walaupun bertubuh kecil, dipilih sebagai kendaraan bagi Dewa Ganesha tikus mampu melewati medan yang sulit seperti gunung, bukit, lereng, hutan, sungai, dan sebagainya. Kuil Rajashtan di India merupakan kerajaan tikus dimana ribuan tikus tumbuh dan berkembang biak tanpa mengalami gangguan. Sebagian masyarakat di pesisir pantai Selatan Jawa Tengah menganggap bahwa tikus adalah balatentara dari penguasa laut Selatan (Nyai Roro Kidul), sehingga kehadirannya tidak perlu diusik jika manusia tidak ingin celaka.
Sebagai hama, tikus memiliki beberapa kelebihan yang tidak dimiliki oleh serangga, sehingga tindakan pengelolaannya membutuhkan pendekatan khusus. Beberapa kelebihan tersebut antara lain :
- Merusak dalam waktu yang singkat dan menimbulkan kehilangan hasil dalam jumlah yang besar. Walaupun hal tersebut dilakukan hanya oleh beberapa ekor tikus saja.
- Merusak berbagai macam produk simpanan. Hama serangga biasanya merusak hanya pada satu produk simpanan saja.
- Menimbulkan reaksi/respon yang cepat terhadap setiap tindakan pengelolaan yang dilakukan oleh manusia, baik untuk menghindar (penggunaan perangkap), maupun untuk menghadapinya (penggunaan musuh alami berupa predator).
- Memiliki mobilitas/pergerakan yang tinggi dengan menggunakan kedua pasang tungkainya. Tikus mampu bergerak lebih jauh lagi tanpa menggunakan kedua pasang tungkainya, yaitu dengan menggunakan sarana transportasi ciptaan manusia, misalnya kapal laut, kereta api, dan pesawat terbang.
(Swastiko Priyambodo, Pengendalian Hama Permukiman)